Rabu, 16 September 2015

Kampung Naga Garut

Salah satu kota yang memiliki banyak tempat wisata adalah kota Garut. Salah satu Tempat Wisata di Garut, yan menjadi incaran bagi para pengunjung setiap tahunya adalah Kampung Naga Garut. Kampung Naga adalah satu perkampungan yang ditempati oleh serangkaian orang-orang yang sangatlah kuat dalam memegang rutinitas istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal semacam ini yaitu rutinitas Sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga jadi objek kajian antropologi berkenaan kehidupan orang-orang pedesaan Sunda pada saat peralihan dari dampak Hindu menuju dampak Islam di Jawa Barat. 

Kampung Naga Garut

Kampung Naga  Garut adalah suatu kampung rutinitas yang masih tetap lestari. Orang-orangnya masih tetap memegang rutinitas kebiasaan nenek moyang mereka. Mereka menampik intervensi dari pihak luar kalau hal semacam itu mencampuri serta mengakibatkan kerusakan kelestarian kampung itu. Namun, asal mula kampung ini sendiri tak punya titik jelas. Tidak ada kejelasan peristiwa, kapan serta siapa pendiri dan apa yang melatarbelakangi terbentuknya kampung dengan budaya yang masih tetap kuat ini. 

Warga kampung Naga sendiri menyebutkan peristiwa kampungnya dengan makna " Pareum Obor ". Pareum kalau ditranslate dalam bhs Indonesia, yakni mati, gelap. Serta obor tersebut bermakna penerangan, sinar, lampu. Jika ditranslate singkatnya yakni, Matinya penerangan. Hal ini terkait dengan peristiwa kampung naga tersebut. Mereka tak menyadari asal usul kampungnya. Orang-orang kampung naga menceritakan bahwa hal semacam ini dikarenakan oleh terbakarnya arsip/peristiwa mereka ketika pembakaran kampung naga oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo. 

Ketika itu, DI/TII inginkan terwujudnya negara Islam di Indonesia. Kampung Naga yang sementara itu lebih mensupport Soekarno serta kurang simpatik dengan kemauan Organisasi itu. Oleh karenanya, DI/TII yg tidak memperoleh simpati warga Kampung Naga membumihanguskan perkampungan itu pada th. 1956. Mengenai sebagian versus peristiwa yang dikisahkan oleh sebagian sumber salah satunya, pada saat kewalian Syeh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seseorang abdinya yang bernama Singaparana ditugasi untuk menebarkan agama Islam ke samping Barat.

 Lalu ia hingga ke daerah Neglasari yang saat ini jadi Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Ditempat itu, Singaparana oleh orang-orang Kampung Naga dimaksud Sembah Dalam Singaparana. Satu hari ia memperoleh ilapat atau wejangan mesti bersemedi. Dalam persemediannya Singaparana memperoleh wejangan, bahwa ia mesti menempati satu tempat yang saat ini dimaksud Kampung Naga. Namun orang-orang kampung Naga sendiri tak yakin kebenaran versus peristiwa itu, karena lantaran ada " pareumeun obor " tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar